Miris! Tiga SD Negeri di 3 Kecamatan Berbeda di Langkat Dipimpin 1 Kepala Sekolah

Jarak Antar Sekolah Hingga Puluhan Kilometer

SD Negeri Sei Tualang Kecamatan Brandan Barat, satu dari tiga SDN yang dipimpin Tuti Suriani, S.Pd. (Joko Purnomo/Sumutpost.id)

LANGKAT, Sumutpost.id – Dunia pendidikan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengalami kemunduran khususnya di kelompok umur Sekolah Dasar (SD). Pasalnya, ditemukan 3 sekolah dasar negeri (SDN) di tiga kecamatan yang berbeda dipimpin 1 kepala sekolah.

Temuan ini makin miris, karena antara satu sekolah ke sekolah lainnya berjarak hingga puluhan kilometer. Dengan kondisi jarak seperti itu, dapat dipastikan 1 kepala sekolah tidak akan siap dalam segala hal untuk memimpin anak-anak yang dalam fase dasar mengenal pendidikan.

Ketiga sekolah dasar tersebut adalah, SDN di Desa Sei Tulang, Kecamatan Brandan Barat; SDN V Jalan Kalimantan, Kecamatan Babalan; dan SDN Tungkam Jaya, Kecamatan Besitang.

Sementara sosok Kepala sekolah (Kepsek)  bernasib mujur yang memimpin ketiga SDN itu adalah, Tuti Suriani, S.Pd.

Berdasarkan data yang diperoleh, rincian jabatan yang diemban Tuti Suriani, S.Pd adalah, sebagai Kepsek definitip di SDN Desa Sei Tulang, Kecamatan Brandan Barat; Plt Kepsek di SDN V Jl. Kalimantan, Kecamatan Babalan; dan Kepsek Pelaksana Harian di SDN Tungkam Jaya, Kecamatan Besitang.

BACA JUGA..  Kejam! Demi Menuduh Kades Perlis Korupsi Dana BLT, 4 Warga yang Sudah Meninggal Dunia "Dipaksa" Buat Keterangan ke Inspektorat Langkat

Kondisi ini membuat banyak pihak mempertanyakan kepemimpinan Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kabupaten Langkat, Dr. H. Saiful Abdi, SH., SE., M.Pd dalam hal kapasitas dan netralitasnya.

Banyak pihak mempertanyakan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) tenaga pendidik (guru) di Kabupaten Langkat, sehingga mempraktekkan rangkap jabatan satu guru dihunjuk memimpin 3 sekolah di kecamatan yang berbeda.

Pertayaan-pertanyaan itu muncul karena notabene seorang kepala sekolah adalah orang yang memimpin sutu lembaga pendidikan formal, bukan dua apalagi sampai tiga sekolah.

Menyikapi hal ini, pemerhati pendidikan di Kabupaten Langkat, Soekirman, S.Pd memberikan komentarnya melalui Sumutpost.id.

Katanya, kepemimpinan lembaga pendidikan memerlukan perhatian yang utama, karena melalui kepemimpinan yang baik diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas.

“Tapi apa mungkin seorang Kepsek mampu membagi waktu yang cukup melayani tiga sekolah, sementara jarak tempuh dari sekolah yang satu ke sekolah lainnya cukup jauh,” ujar Soekirman S.Pd kepada Sumutpost.id pada Kamis (15/8/2024).

BACA JUGA..  Hindari Kotak Kosong, KPU Perpanjang Masa Pendaftaran Paslon 6 Daerah di Sumut

Semisal, lanjutnya, dari SDN V Jl. Kalimantan ke SDN Tungkam Jaya, dengan jarak tempuh lebih kurang sejauh 60 kilo meter, apa ia tugas Kepsek bisa dijalankan maksimal, ucapnya prihatin.

Kepsek Tuti Suriani, S.Pd: Saya Harus Siap Melaksanakan Amanah

Terpisah, Sumutpost.id meminta tanggapan langsung dari Kepsek tiga sekolah tersebut, Tuti Suriani, S.Pd.

Tuti Suriani, S.Pd mengakui dan membenarkan bahwa dirinya memegang tiga SDN. Juga diakuinya rincian jabatan-jabatan di tiga sekolah itu.

Ditanya bagaimana caranya membagi waktu menjalankan tugas sebagai Kepsek di tiga sekolah, “Tugas harus dilaksanakan sebaik mungkin. Amanah harus dilaksanakan,” ujarnya singkat.

Pernyataan Tuti Suriani, S.Pd terkait kesiapannya memimpin tiga sekolah dasar, tidak sejalan dengan hasil temuan dan kajian di lapangan.

Berdasarkan hasil kajian di lapangan ditemukan beberapa hal-hal sebagai berikut. Pertama, kepala sekolah masih belum terampil dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan. Kedua; kepala sekolah masih belum terampil dalam pengelolaan sarana dan prasarana. Ketiga; keterbatasan kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan, dan keempat; kepala sekolah masih terbatas kemampuannya dalam melakukan supervisi akademik.

BACA JUGA..  Tak Diberi Pinjam Hp, Anak Bakar Ayah Kandung

Temuan-temuan bisa teratasi dengan baik bila telah dilakukan pembinaan berupa pendidikan dan latihan pola in service learning 1, on job learning dan in service learning-2 dan lebih dikenal dengan istilah In-On-In kepada para kepala sekolah yang menjadi sampel dan hasilnya dapat dilihat dari kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan serta kemampuan melakukan supervisi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Langkat saat dihubungi terkait temuan diatas, hingga berita ini ditayangkan Dr. H. Saiful Abdi, SH., SE., M.Pd belum memberikan respon. (msp)