Nanda Sari Hasibuan Sedot Lemak Lalu Tewas di Klinik WSJ Beauty & Skincare, Polres Metro Depok Cek TKP

Kolase: foto korban semasa hidup (sehat) dan terbaring lemah saat dilarikan ke rumah sakit. (dok.keluarga for Sumutpost.id)

DEPOK, Sumutpost.id – Ella Nanda Sari Hasibuan (30) warga Kota Medan, meninggal dunia usai menjalani tindakan sedot lemak di klinik kecantikan haan perwakilan WJS Beauty & Skincare Depok, Jawa Barat (Jabar). Terkait kabar ini, polisi telah mengecek klinik kecantikan di Jalan Ridwan Rais, Beji, Depok tersebut.

“Sudah cek TKP,” kata Kaur Humas Polres Metro Depok Iptu Made Budi seperti dilansir dari detikcom, Sabtu (27/7/2024).

Dia mengatakan polisi sudah menginterogasi para saksi. Namun, Made Budi belum menjelaskan secara detil identitas para saksi. “Sudah interogasi saksi-saksi,” jelasnya.

Dinkes Bakal Cek TKP

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok akan mengecek klinik tersebut sebagai tindak lanjut jadi informasi yang beredar. Dinkes Depok mengatakan sejauh ini pihaknya belum menerima laporan resmi soal kejadian tersebut.

“Saya belum dapat laporan. Kami akan cek,” kata Kadinkes Depok Mary Liziawati saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (26/7) seperti dilansir Sumutpost.id.

Menurut keterangan kakak korban, Ella melakukan pada Senin (22/7). Dinkes Depok mempersilakan pihak keluarga korban untuk melaporkan kejadian tersebut.

“Silakan (melapor),” kata Mary.

Dilansir dari detikcom, saat mendatangi klinik kecantikan yang dimaksud terpasang papan bertuliskan ‘tutup’ di bagian pintu masuk klinik.

Pagar klinik berwarna hitam juga tampak tutup dan tergembok. Di bagian halaman depan tidak terlihat adanya kendaraan yang terparkir.

Bangunan setinggi dua lantai dengan cat berwarna krem itu tampak sepi dari aktivitas. Tidak terlihat juga petugas keamanan atau satpam yang berjaga.

BACA JUGA..  Iptu Supriadi Masih Dalam Tahanan Poldasu, Bukan Bebas Demi Hukum

Sekitar pukul 16.34 WIB, satu unit mobil polisi bertuliskan Polsek Beji parkir di dekat klinik kecantikan tersebut. Salah seorang penumpang di mobil polisi itu turun dan mengambil foto bangunan klinik dari bagian luar.

Tak berselang lama, penumpang itu kembali naik ke mobil polisi dan mobil polisi itu meninggalkan lokasi.

Kakak Korban Tidak Terima Kematian Adik

Diberitakan Sumutpost.id sebelumnya, Kakak korban, Okta Hasibuan, menjelaskan, Ella pergi ke klinik kecantikan tersebut untuk sedot lemak. Dia mengatakan Ella sempat dilarikan ke rumah sakit (RS) untuk mendapatkan tindakan medis.

“Jadi Ella itu berangkat pada 22 Juli 2024, pada hari Senin pagi dengan flight pertama dari Kualanamu menuju Bandara Soekarno-Hatta. Sampai di sana, dia dijemput driver langganan, dia sudah pesan dan diantarlah dia ke klinik di Depok. Nah, sampai di situ dia jam 11-12 siang,” jelas Okta, Sumutpost.id, Kamis (25/7).

Sesampai di klinik, Ella langsung siap-siap untuk tindakan sedot lemak pada pukul 13.00 WIB. Setelah itu, Okta tidak mengetahui pasti terkait yang dialami adiknya saat tindakan sedot lemak tersebut.

Okta terkejut tiba-tiba mendapat kabar sang adik sudah tidak bernyawa saat dilarikan ke RS Bunda Margonda Depok, Jawa Barat.

“Ada teman Ella namanya Fani yang tidak sengaja menelepon Ella. Jadi waktu Ella dari klinik diantar driver ke RS Margonda, driver ini menelepon Fani dan bilang Ella sudah tidak ada (meninggal) di RS Margonda. Fani tidak percaya dan minta video call, kemudian tampaklah Fani kalau Ella sudah tidak ada,” ujarnya.

BACA JUGA..  Mahasiswa Asal Samosir Siap Dukung Manarsar Simbolon Cabup Samosir

Setelah itu, Okta menuturkan, Fani mendatangi rumah Ella di Jalan Abadi, Medan. Di rumah tersebut, hanya ada anak dan pembantu Ella.

Lantaran panik, pembantu Ella menelepon paman Ella untuk memberi kabar kematian Ella.

“Rumah sakit ini bilang kalau Ella sudah meninggal sewaktu sampai rumah sakit. Nah jadi kita tidak tahu pasti, meninggalnya ini waktu proses sedot lemak atau waktu perjalanan ke rumah sakit,” tutur Okta.

Okta mengaku sudah mencoba berkomunikasi dengan kuasa hukum klinik kecantikan. Saat itu, pihak klinik menyebutkan bahwa Ella pingsan saat proses sedot lemak.

“Kata mereka, Ella ini pingsan saat proses tindakan dan dibawa ke RS Margonda, namun di Jalan dia (Ella) meninggal. Tapi kita kan tidak bisa percaya begitu saja karena orang dalam keadaan sehat walafiat. Apakah keracunan anestesi atau apa salah tindakan apa prosedur tidak pasti kan kita tidak tahu,” kata Okta dalam perjalanan ke RS.

Kepada Sumutpost.id, kematian adiknya tidak wajar dan kita menduga terjadi malpraktek saat melakukan sedot lemak, bahkan perwakilan dari pihak klinik WJS Beauty & Skincare Pak Ricardo Siahaan juga tidak bisa menjelaskan penyebab kematian adik saya, ucapnya dengan nada sedih.

Guna mengklarifikasi penyebab kematian korban, Ricardo Siahaan perwakilan WJS Beauty & Skincare cabang Depok saat coba dikonfirmasi melalui hubungan WhatsApp mengatakan.

BACA JUGA..  Hari ke-11 Operasi Patuh Toba, Polda Sumut Tindak 2.719 Pelanggar Lalu Lintas

“Bapak tanya saja sama keluarganya yang di Brandan jangan sama saya, sampaikan juga sama Ibu Octa saya tidak suka nomor saya di bagikan kepada orang lain tanpa seizin saya,” ucapnya dengan nada menekan seraya enggan menjawab konfirmasi terkait kematian korban. (msp)

Praktisi Hukum di Medan Dorong Keluarga Laporkan Klinik WSJ Beauty & Skincare

Sementara itu di Medan, praktisi hukum Ranto Sibarani, SH, angkat bicara terkait kematian tidak wajar Ella Nanda Sari Hasibuan.

Kepada Sumutpost.id pada Sabtu (27/7) sore, Ranto Sibarani mendorong pihak keluarga korban untuk segera melaporkan kematian korba (Ella) ke pihak kepolisian.

Kata Ranto, pengaduan laporan pidana dugaan malpraktek itu sifatnya penting dilakukan agar pihak kepolisian punya dasar kuat untuk melakukan penyelidikan awal, apa sebenanrnya yang membuat korban tiba-tiba dinyatakan meninggal dunia.

“Dugaan keluarga soal kejanggalan kematian korban (Ella) sudah benar. Berangkat dari Medan dalam kondisi sehat, tiba-tiba dikabarkan meninggal dunia. Ini harus segera diusut,” tegas Ranto Sibarani SH.

Apalagi cara-cara pihak klinik dengan tidak memberikan keteranga serta pihak rumah sakit bersikap sama tidak memberikan data kematian korban, ini jelas ada apanya.

“Dari awal sudah mencurigakan, ditambah lagi cara pihak klinik dan rumah sakit yang tidak memberitahukan apapun penyebab kematian korban. Harapannya semoga keluarga segera membuat pengaduan,” akhir Ranto. (msp)