DAERAH  

Progres Proyek Jalan Nasional Berpagu 321 Miliar di Nias Barat Baru 44 Persen

Pemkab Larang Pemborong Ambil Sirtu dari Sungai Lahomi

Plank dan kondisi terkini proyek pembangunan jalan nasional dan jembatan di Nias Barat. (Peringatan Gulo/Sumutpost.id)

NIAS BARAT, Sumutpost.id – Progres proyek jalan nasional dan jembatan Sirombu-Afulu di Nias Barat dengan pagu anggaran Rp.321 Miliar, hingga saat ini masih 44 persen dan diproyeksikan hingga akhir Juli harus mencapai target 70 sampai 75 persen.

Sementara saat ini Pemkab Nias Barat telah melarang pihak pemborong PT Jaya Konstruksi-TPJ KSO untuk mengambil bahan material Sirtu (pasir dan batu) dari Sungai Lahomi dengan alasan jaraknya terlalu dekat dengan jembatan.

Penghentian pengambilan material Sirtu dari Sungai dekat jembatan diakui Sunarjo selaku Kepala Kerja PT Jaya Konstruksi (PT Jakon)

“Sirtu atau timbunan yang kita gunakan diambil dari sungai Lahomi, meskipun sekarang sudah dihentikan oleh Pemerintah Nias Barat karena lokasinya dekat jembatan,” jelas Sunarjo kepada Sumutpost.id pada Rabu (3/7/2024).

BACA JUGA..  576 WBP Lapas Klas IIB Lubuk Pakam Terima Remisi Kemerdekaan, 4 Diantaranya Langsung Bebas

Alasan Pemkab Nias Barat melarang pengambilan Sirtu di radius 100 meter hulu dan hilir jembatan, agar tidak terjadi abrasi sungai yang bisa berdampak pada jembatan.

Kepada Sumutpost.id, Sunarjo juga menambahkan bahwa pembangunan jalan tersebut harus sudah selesai diaspal pada akhir bulan Juli ini. “Kita wajib sudah mengaspal pada Juli ini,” ujarnya.

Selain itu, Sunarjo menjelaskan ketebalan berbagai jenis material yang digunakan dalam proyek ini, yaitu Sirtu, BS A, dan BS B.

“Sirtu bervariasi ukurannya karena kondisi tanah yang bergelombang, sedangkan BS A tingginya 30 cm dan BS B tingginya 20 cm sebelum dilapisi aspal,” jelasnya.

BACA JUGA..  Pj Bupati Tinjau Pasar Murah di Tanjung Morawa

Sementara itu, seorang warga sekitar yang bekerja dalam proyek ini dan tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa proses penghamparan BS A dan BS B belum dimulai.

“BS B dan BS A belum mulai dihampar, hanya timbunan yang sudah diratakan,” ucap warga tersebut.

Penggunaan material lokal dari Sungai Lahomi memang sempat menuai kontroversi, namun penting untuk memastikan bahwa semua material yang digunakan dalam pembangunan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Pemerintah daerah dan kontraktor harus berkoordinasi dengan baik agar proyek ini dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang diharapkan.

BACA JUGA..  Plt Bupati Labuhanbatu Serahkan Alsintan kepada Gapoktan Desa Meranti Paham

Progesnya Baru 44 Persen

Dijelaskan Sunarjo, bahwa progres pengerjaan jalan nasional dan jembatan itu hingga sampai saat ini baru hanya 44 persen. Dengan semua kendala dan tantangan yang dihadapi, proyek pembangunan jalan nasional ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas di Nias Barat, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat.

Walau pihak PT Jakon optimis bahwa hingga akhir Juli sudah mencapai 70-75 persen, berbeda dengan pengamatan masyarakat setempat.

Seorang tokoh masyarakat kepada Sumutpost.id mengatakan pendapatnya. Katanya, melihat kondisi di lapangan, dirinya ragu pencapaian progres proyek tersebut dapat dilaksanakan hingga 75 persen di akhir Juli. (msp)