MEDAN  

Ketua DPP HBB Apresiasi Dialog Kebangsaan yang Digelar DPD IKAL Sumut

Penulis: Raja P SimbolonEditor: Maranath Tobing
Ketua DPP HBB (Horas Bangso Batak) Lamsiang Sitompul SH MH mengapresiasi Dialog Kebangsaan yang digelar Kodam I/BB bersama DPD IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas) Sumut, Kamis (22/8/2024). (Raja P Simbolon/Sumutpost.id)

MEDAN, Sumutpost.id – Ketua DPP HBB (Horas Bangso Batak) Lamsiang Sitompul SH MH mengapresiasi Dialog Kebangsaan yang digelar Kodam I/BB bersama DPD IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas) Sumut, Kamis (22/8/2024).

Menurutnya, acara bertema kebangsaan seperti itu harus berlangsung kontiniu. Apalagi di era dunia maya yang tanpa batas seperti sekarang ini, maka penguatan ideologi terhadap Anak Bangsa harus terus berlangsung.

“Acara-acara seperti ini, atau diskusi-diskusi atau dialog tentang kebangsaan itu, harus terus-menerus digelorakan, agar masyarakat Indonesia tetap ingat terhadap empat Konsensus Kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Sehingga Bangsa Indonesia menjadi masyarakat yang adil dan makmur,” urainya usai kegiatan yang berlangsung di Balai Prajurit Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto Medan itu.

“Harus terus disuarakan dan dilaksanakan. Acara itu cukup bagus. Ke depan mungkin kita lebih luasa dan lebih dalam lagi bicara soal konsensus kebangsaan dan kita ingin ini terus berkesinambungan,” ujar pengacara ini.

Sebelumnya, pada Dialog Kebangsaan dengan tema, ‘Penguatan Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Empat Konsensus Dasar Bagi Generasi Muda’ itu, salah seorang narasumber, Marsekal Muda TNI Palito Sitorus SIP MM mengungkapkan, bahwa berdasarkan survei sebuah lembaga, ternyata ada tujuh persen Warga Negara Indonesia yang sama sekali tidak mengenal Pancasila.

“Ada tujuh persen yang tidak mengetahui apa itu Pancasila. Ini bukan hanya soal jumlah tujuh persen itu. Tapi ini sebagai gambaran, bagaimana salah satu dampak Pelajaran Pancasila dihilangkan dan diserahkan kepada pasar,” sebut Pengkaji Bidang Ideologi Lemhannas ini, .

“Itu yang dikatakan ideologi trans-nasional itu sudah masuk dan melupakan ideologi sendiri. Itu akibat pelajaran Pancasila dihilangkan dan diserahkan kepada pasar. Sehingga ideologi Pancasila dihadapkan dengan invasi ideologi transnasional,” sambung mantan Wakil Gubernur Akademi TNI Angkatan Udara itu.

Ia pun menyebut, bahwa Negara Indonesia ibarat sebuah kapal yang sedang mengarungi lautan di tengah ‘badai globalisasi’ yang pebuh ketidakpastian. “Bila rakyatnya tidak mempunya cara pandang yang sama terhadap nilai-nilai persatuan dan kesatuan, serta semangat kebangsaan yang kita sebut ‘Wawasan Kebangsaan’ sebagai penunjuk arah untuk cita-cita nasional, maka perahu ini kemungkinan akan tenggelam dan hilang,” paparnya.

Pada kesempatan itu, ia menyebut bahwa Pancasila bukan milik sebuah era. Bukan juga ornamen kekuasaan sebuah era. Hal itu ia sampaikan, mengingat ada pemikiran, bahwa Pancasila adalah peninggalan sebuah rezim. Sehingga ada kesan seolah Pancasila akan dihilangkan dan berdampak pada munculnya WNI yang tidak kenal Pancasila tadi.

Selain Marsekal Muda Palito, narasumber lainnya adalah Kolonel Inf Lambok Sihotang yang tampil mewakili Pangdam I/BB. Ia menyampaikan paparannya dengan tema, ‘Upaya menggelorakan semangat patriotisme Bangsa Indonesia pada masa kini’.

Ia menyoroti banyaknya kejadian menonjol di Sumatera Utara di antaranya judi online, pencurian dengan kekerasan, illegal logging, dan lainnya.

Kolonel Lambok pun mengajak semua warga untuk meninggalkan judi dan narkona. “Tinggalkan judi dan narkoba. Jangan pernah berharap menang dari judi online. Hanya dikasih menang sekali. Lalu kemudian dikuras. Jadi semua harus mulai dari diri sendiri. Termasuk dengan narkoba,” katanya. (msp)