TAPSEL, Sumutpost.id – PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, melakukan pengayaan meranti tembaga yang merupakan tanaman endemik melalui metode Nursery, untuk kemudian ditanam di hutan asli sekitar wilayah operasional tambang dan area reklamasi tambang.
Superintendent Environmental Site Support Agincourt Resources, Syaiful Anwar, mengatakan pengayaan meranti tembaga merupakan upaya untuk menjaga kelestarian hayati dengan menyebarkan bibit-bibit tanaman endemik yang terancam punah ke area hutan asli yang lain agar terjadi pemerataan flora di hutan Batang Toru.
“Upaya pengayaan ini kami lakukan melalui penyemaian di lokasi Nursery yang berada di Tambang Emas Martabe, yang tujuannya memperbanyak dan mengembangkan spesies-spesies seperti meranti tembaga yang ada pada hutan asli Batang Toru secara lebih efisien dan optimal,” jelasnya.
Dimulai dengan penyelamatan bibit-bibit berupa biji dan semai alami dari hutan original, program ini berupaya untuk mengkonservasi tanaman berstatus endangered yang berada di wilayah operasional tambang. Bibit-bibit yang telah diselamatkan kemudian dilakukan perawatan secara intensif di fasilitas Nursery milik PT Agincourt Resources (PTAR).
Dengan nursery tanaman ini, spesies-spesies yang ada di hutan original mendapatkan perawatan dan pengembangan secara optimal. Setelah melewati masa perawatan di nursery, bibit-bibit yang telah berusia 3-4 bulan kemudian ditanam di lokasi akhir. Lokasi penanaman dipilih secara cermat dengan mempertimbangkan kondisi lahan dan jumlah spesies yang ada di hutan asli.
Sebanyak 700 pohon meranti tembaga telah berhasil dikembangkan di Nursery yang berada di PTAR dan jumlahnya bakal terus ditingkatkan.
Syaiful menambahkan upaya tersebut tidak hanya bermanfaat bagi kelestarian lingkungan di hutan Batang Toru, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
“Dengan terjaganya keanekaragaman hayati, ekosistem hutan akan lebih stabil dan mampu memberikan berbagai manfaat seperti menyediakan air bersih, mengendalikan erosi, serta melestarikan habitat bagi satwa liar,” ujarnya.
Selain spesies Meranti Tembaga, juga terdapat spesies Gaharu (Aquilaria malaccensis), Merkuyang Putih (Shorea Johorensis), Meranti Lengkung Daun (Shorea platycarpa), Damar (Agathis borneensis), dan Keruing (Dipterocarpus grandiflorus).
Pengayaan Meranti Tembaga pada hutan original dengan metode Nursery di Tambang Emas Martabe telah mendapat Silver Award for Ecosystem Protection Eco-tech Pioneer Sustainability Awards (EPSA) 2023. (msp)