P.BRANDAN, Sumutpost.id – Kepala sekolah (Kepsek) Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) di Kelurahan Brandan Timur, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat, hingga saat ini belum mau memberikan keterangan apapun terkait kondisi gedung sekolah dipimpinnya yang sangat memprihatinkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, empat unit kamar mandi tidak berfungsi dengan baik sehingga sehingga menyulitkan anak didik membersihkan diri. Kamar mandi tersebut tidak dialiri air.
Investigasi terbaru wartawan Sumutpost.id ternyata pihak sekolah juga tidak membayar air. Selain itu, listrik yang awalnya menggunakan argo meter kini diganti token. Menurut narasumber, pergantian argo ke token juga karena pihak sekolah menunggak ke PLN.
Menyikapi berbagai permasalahan di sekolah TK milik Pemkab Langkat tersebut, Sumutpost.id meminta tanggapan dari Kadis Pendidikan Kabupaten Langkat, DR.Syaipul Abdi,Siregar.
Melalui pesan singkat, Kadis mengarahkan Sumutpost.id berkordinasi dengan Rudi Hendra Tarigan selaku Kepala bidang (Kabid) yang membidangi TK/PAUD.
Bila Kadis Pendidikan memberikan respon, berbeda dengan Rudi Hendra Tarigan. Kabid ini sama sekali tidak mau merespon telepon Sumutpost.id padahal handpone nya berdering ketika dihubungi.
Sikap Kabid Rudi Hendra Tarigan sejalan dengan Kepsek TK/PAUD Parida br Sihombing. Dimana, dalam pemberitaan awal, Parida br Sihombing juga sengaja menghindari wartawan. Bahkan saat bertemu wartawan, Parida br Sihombing langsung menutup pintu rumahnya yang bersebelahan dengan gedung Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) di Kelurahan Brandan Timur, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat.
Mengingatkan pembaca, gedung sekolah Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) di Kelurahan Brandan Timur, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat sangat memprihatinkan. Empat (sebelumnya ditulis dua) unit kamar mandi tidak berfungsi dengan baik sehingga sehingga menyulitkan anak didik membersihkan diri.
Melihat kondisi bangunan dan fasilitas PAUD tersebut, para orang tua murid buka bersuara meminta Dinas Pendidikan Langkat mengevaluasi kinerja kepala sekolah tersebut.
Informasi diperoleh wartawan di lapangan bahwa sekolah PAUD/TK tersebut adalah milik Pemkab Langkat.
“Kalau saya tidak salah gedung tersebut sudah berdiri tahun tujuh puluhan. Dan ditahun 2021 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dibangunlah toilet untuk memudahkan para siswa/siswi juga para guru saat menjalankan tugas belajar mengajar untuk membersihkan diri,” ujar H.Kadri Munir Koto, salah satu tokoh masyarakat Brandan.
Ia menambahkan, sungguh ironis toilet yang menelan anggaran ratusan juta rupiah tidak berpungsi dan terkesan mubhazir alias terbengkalai. Itu perlu mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan Pemkab Langkat, katanya.
Gedung TK (PAUD) tersebut memiliki 3 lokal ruang belajar tapi hanya dipakai 2 lokal. Sementara dewan guru berjumlah 4 orang, 2 ASN dan 2 tenaga honorer hingga seluruhnya berjumlah 6 orang guru.
Melihat kondisi gedung pendidikan anak usia dini yang tidak diurus dengan baik, Sumutpost.id mencoba meminta konfirmasi dari kepala sekolah TK, Parida boru Sihombing.
Saat wartawan menemui Parida boru Sihombing, kepala sekolah tersebut langsung menghindari wartawan. Bahkan ketika dipanggil, Parida boru Sihombing langsung masuk ke dalam rumah dimana posisi rumahnya bersebelahan dengan sekolah tersebut. (msp)