TAPTENG, Sumutpost.id – Paslon Masinton Pasaribu-Mahmud Effendi Lubis (MAMA) melantik seribuan orang yang tergabung dalam tim kampanye, tim pemenangan dan relawan di Gedung Katolik Centre, di Jalan Matseh Gelar Kesayangan, Pandan, Sabtu 5 Oktober 2024.
Menurut Masinton, pelantikan dan deklarasi ini merupakan langkah awal meraih kemenangan rakyat Tapteng. Jika ingin menang, maka seluruh energi, waktu, pergerakan dan seluruh tenaga, harus dicurahkan.
Tak banyak pilihan buat rakyat Tapteng. Pilihan hanya dua, tertindas atau berubah dan naik kelas. Kalau ingin berubah, maka sampaikan pesan-pesan perubahan ke rumah-rumah warga.
Berdasar data, DPT di Tapteng itu totalnya 251.730. Terdiri dari 124.672 laki-laki dan 127.058 perempuan, yang akan menyalurkan suaranya di 620 TPS, dengan akumulasi 215 desa/kelurahan.
Dari angka itu, rata-rata pemilih di TPS berkisar 400-500 orang, tergantung nanti jumlah penduduk di sekitar desa tersebut.
“Maka kita harus punya target 70% suara di setiap TPS. Selesai dari sini, kita perkuat basis desa dan basis TPS. Siap ya! Kita harus meyakinkan 285 pemilih di setiap TPS. Siap ya!,”seru Masinton Pasaribu.
“Pastikan pesan perubahan itu sampai ke masyarakat, MAMA akan memperjuangkan Tapteng, dari daerah tertinggal menjadi daerah yang bertumbuh, maju dan naik kelas,” katanya.
Masinton Pasaribu menjelaskan, MAMA akan meneruskan program perjuangan dan pembangunan Tapteng yang terkonsep. Baik di masa Tuani Lumbantobing dengan Tapanuli Growth-nya, kemudian pada masa alm Bonaran Situmeang dengan pariwisatanya.
Setelah itu kata Masinton Pasaribu, lahirlah kepemimpinan tanpa konsep pembangunan, dan masyarakat Tapteng telah merasakannya selama 5 tahun.
“Apa yang terjadi? Yang ada adalah praktik pembodohan, praktik kemiskinan, praktik kesemena-menaan dan korupsi yang merajalela,” kata Masinton Pasaribu.
“Apakah kepemimpinan tanpa konsep, tanpa komitmen dan semena-mena itu harus dilanjutkan? Yang asli menindas saja kita tentang, apalagi yang bonekanya,” katanya lagi.

Masinton Pasaribu mengajak timnya untuk menunjukkan ke masyarakat, bahwa pejuang militan perubahan itu bukan orang bayaran dari kelompok penindas yang semena-mena selama ini.
Bahwa pejuang militan perubahan itu siap mengalahkan kelompok bayaran penindas. Bahwa kelompok militan perubahan jangan pernah kalah pergerakannya dengan kelompok bayaran penindas.
“Sampaikan juga kepada masyarakat. Kalau nantinya kelompok penindas itu memberikan bantuan, itu adalah hasil korupsi,” kata Masinton Pasaribu.
Masinton mengungkap, korupsinya sudah terbukti dan sekarang sedang ditangani aparat penegak hukum. Mulai kasus dugaan korupsi bantuan operasional kesehatan dan jasa pelayanan tenaga kesehatan.
“Belum lagi kasus korupsi lainnya yang sekarang sedang diungkap oleh kejaksaan. Jadi kita beritahu kepada masyarakat bahwa yang diberikan itu adalah hasil kejahatan korupsi,” katanya.
Masinton Pasaribu kemudian berpesan kepada seluruh tim kampanye dan tim pemenangannya dari 20 kecamatan untuk merangkul masyarakat dengan cara-cara elegan.
“Sampaikan visi misi kita menuju perubahan Tapteng naik kelas. Jangan pernah menebar isu SARA. Jangan pernah melakukan intimidasi kepada warga. Kita harus jaga warga kita dari intimidasi dan kesemena-menaan,” tegas Masinton Pasaribu menambahkan. (msp)