Dana BOS Telat Cair 6 Bulan, Kepsek SMA/SMK di Langkat Terpaksa Pinjam ke Rentenir

Ilustrasi dana Bantuan Operasional Sekolah. (sumber: internet)

LANGKAT, Sumutpost.id – Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sering mengalamai keterlambatan pencairan di beberapa sekolah tingkat SMA/SMK di Kabupaten Langkat. Hal ini membuat para kepala sekolah pening, hingga terpaksa meminjam ke rentenir.

Keterlambatan pencairan dana BOS itu tidak tanggung-tanggung, bisa sampai 6 bulan atau bahkan lebih lama lagi.

Fakta itu diungkapkan salah seorang kepala sekolah SMA/SMK di Langkat belum lama ini kepada Sumutpost.id. Akibat dari keterlambatan itu, kepala sekolah harus pontang panting mencari dana talangan demi kelangsungan belajar mengajar dan operasional sekolah.

Salah satu kelapa sekolah SMA di Langkat, yang meminta namanya tidak disebut, menceritakan kondisi yang dialami sekolah yang dipimpinnya.

Kepala sekolah itu mengaku, dirinya sampai meminjam uang panas dari seorang rentenir. Hal itu terpaksa dilakukan untuk menalangi dana demi kelangsungan belajar mengajar dan operasional sekolah akibat keterlambatan dana BOS tak kunjung cair akibat keterlambatan kian berlarut-larut.

“Kalau pas ada uang saya talangin pakai uang saya dulu, tapi kalau tidak punya uang lagi saya pinjam uang panas, minjam sama kepihak rentenir,” kata Kepala SMA/SMK kepada sumutpost.id, pada Sabtu (13/7/2024) kemarin.

Katanya, meminjam uang kepada rentenir atau tengkulak tentu ada bunga yang harus dibayar setiap bulannya sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

“Mau minjam di bank tidak ada jaminan, minjam sama guru-guru tidak punya, sama keluarga atau wali murid juga tidak ada, jadi terpaksa minjam uang panas,” ungkapnya dengan rasa kekecewaan terhadap pemerintah atas keterlambatan pencairan dana BOS.

Kepala SMA ini mengaku pernah meminjam uang kepada Tengkulak atau Rentenir hingga mencapai Rp 10 juta bahkan lebih dengan bunga yang harus dibayar setiap bulan sekitar 5%.

“Saya pinjam kadang sampai 10 hingga 20juta, ya karena kebutuhannya banyak, untuk Administrasi, ATK, Transportasi keperluan sekolah dan lain-lain,” ujarnya.

Namun untuk gaji para tenaga guru honorer katanya masih bisa diberikan pengertian mereka bahwa akan dibayar setelah dana BOS cair.

“Kalau untuk guru para guru honorer kita kasih pengertian, gajiannya pas dana cair, mereka juga paham, tapi kalau untuk Administrasi itu penting, jadi terpaksa minjam uangkan,” kata dia  merasa kecewa terhadap pemerintah dalam pencairan dana BOS kerab molor.

Terpisah, Kepala Bidang Dinas  Pendidikan SMA/SMK Sumatera Utara, Basyir Hasibuan MPd ketika dikonfirmasi Sumutpost.id, Sabtu (13/7/2024) mengatakan, biasanya keterlibatan tidak siapnya berkas-berkas kepala sekolah atas kebutuhan tersebut.

“Biasanyakan tidak seperti itu, (terlambat-red) kemungkinan tidak lengkap atau belum siapnya berkas persiapan tersebut” katanya.

“Tidak kesiapan berkas sehingga keterlambatan pencairan dana BOS tersebut. Biasanya tidak seperti ini adanya keterlambatan dalam pencairan dana BOS,” ujar Kabid SMA Sumut kepada Sumutpost.id di seberang ponsel selularnya, Sabtu (13/7/2024). (msp)