Calon Pramugari Tewas Diduga Dianiaya, Keluarga Lapor ke Polda Sumut

Putri Ardiyanti saat menunjukkan foto Ade Nurul Fadillah semasa hidupnya (HO/Sumutpost.id)

MEDAN, Sumutpost.id – Seorang calon pramugari berinisial ANF (19) warga Kisaran yang masih mengikuti kursus penerbangan di Kota Medan secara mendadak meninggal dunia.

Meninggalnya korban secara mendadak itu pun membuat pihak keluarga curiga lalu malaporkan perkara ke Mapolda Sumut dengan Nomor: LP/B/1507/X/2024/SPKT POLDA SUMATERA UTARA, Tanggal 23 Oktober 2024.

“Keluarga menduga, korban tewas akibat dianiaya karena ada diduga lebam bekas penganiayaan di leher, rusuk dan punggung ditemukan diduga bekas memar akibat kekerasan,” kata kuasa hukum korban, Thomy, kepada wartawan, Jumat (25/10).

Dia dan keluarga korban berharap penyebab kematian korban segera terungkap. Polisi diharapkan segera bertindak cepat memproses laporan keluarga.

“Laporan sudah kami buat ke Polda Sumut. Kami berharap supaya cepat ditindaklanjuti,” ujar Thomy seraya mengungkapkan korban didaftarkan kursus penerbangan pada 29 Juli 2024.

BACA JUGA..  Tim Dit Narkoba Polda Sumut Berhasil Ungkap Jaringan Narkotika; 4 Pelaku Ditembak dan 40 Kg Sabu Disita

“Saat diantar kakaknya, kondisi korban sehat dibuktikan dengan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum dimasukkan ke dalam asrama,” bebernya.

Thomy menerangkan, pada Selasa 1 Oktober 2024 lalu sekira Pukul 23.00 WIB, keluarga mendapat telepon dari pihak asrama tempatnya belajar bahwa korban sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU).

Namun, 15 menit kemudian pihak asrama menelpon lagi dan menyatakan korban sudah meninggal dunia.

Usai mendapat kabar korban meninggal, pihak keluarga datang ke RS USU untuk menjemput jenazah. Pihak keluarga juga sempat bertemu salah satu dokter yang menangani.

Tetapi dokter tersebut menyatakan korban sudah meninggal dunia sebelum tiba ke rumah sakit. Bahkan, tim medis belum sempat menanganinya sehingga membuat pihak keluarga merasa ada kejanggalan.

“Setibanya jenazah di rumah duka, ketika mau memandikannya didapati sejumlah diduga luka lebam membiru di tubuh korban diduga akibat penganiayaan,” terangnya dalam peristiwa itu pihak kursus penerbangan tempat korban belajar tidak menjelaskan apapun hanya mengatakan sakit.

BACA JUGA..  Polda Tangguhkan Penahanan Calon Bupati Batubara Tersangka Dugaan Korupsi Seleksi PPPK

Korban Tidak Punya Riwayat Penyakit

Sementara itu, Putri Ardiyanti (31) kakak kandung dari korban mengatakan, adiknya dikenal sebagai orang yang ramah dan suka berbaur semasa hidupnya.

“Sebelum masuk asrama itu orangnya ini sosoknya ceria, ramah gak bermusuhan sama orang dan penyakit pun gak ada,” ujar Putri, pada Jumat (25/10/24).

Kata Putri, korban dikenal sebagai sosok yang baik dan juga pandai berteman. Sehingga keluarganya sangat terpukul atas kejadian tersebut.

Ditambahkan dia, semasa hidupnya korban diketahui tidak memiliki riwayat penyakit yang cukup parah. Kalaupun sakit, paling korban alami sakit kepala.

“Paling sakitnya sakit kepala. Dia pernah sakit kepala, itu minum Bodrex. Kami kakaknya melarang kalau sakit kepala jangan minum Bodrex,” tutur Putri.

BACA JUGA..  Samsul Tarigan Didakwa Rp 41 M karena Mencaplok 80 Hektar Lahan PTPN Jadi Kebun Sawit dan Diskotek

Memang dulu lanjut dia, semasa korban berada di bangku Sekolah Mengenal Kejuruan (SMK) sempat pingsan. Namun itu karena tidak sarapan pagi saja.

“Saat dia masih SMA sempat pingsan. Tapi sudah lama karena gak sarapan,” timpalnya lagi.

Putri mengatakan, korban tidak pernah mengeluh kepada pihak keluarganya langsung terkait kondisi di asrama. Namun melalui pacarnya pernah korban bercerita jika dia tidak nyaman di asrama tersebut.

“Kayaknya ada chatting ke pacarnya, 2 Minggu sebelum meninggal bilang gak tahan di asrama, seperti gak nyaman, gak enak di sini,” terangnya.

“Kasus ini sudah dilaporkan ke Polda Sumut, keluarga meminta jenazah yang sudah dimakamkan untuk diotopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian korban,” pungkasnya. (msp)